Kamis, 01 Januari 2009

Rumah tanggaku rumah tanggamu

Belum lama ini ada sepasang suami istri curhat ke suami yang kebetulan dipercaya untuk menjadi penengah dalam masalah rumah tangga mereka. Datang malam malam dengan seorang anak yang masih 2 tahun, dan hujan pula.
well, aku di dalam kamar karena emang udah ngantuk banget capek pulang kerja bawaanya seperti biasa maunya langsung mandi dan tidur.
dari dalam kedengeran sang istri mulai terisak menangis, mengadu pada suamiku dihadapan suaminya bagaimana tersiksanya dia dengan perlakuan sang suami.
aku dari dalam juga mendengar nasihat suamiku kepada sang suami dan juga kepada sang istri.

Aneh, ibarat penyakit menular kemarin aku meributkan hal yang sama dengan suamiku. Yah, namanya berumah tangga, kadang pada saat berlayar kita berhadapan dengan ombak yang tinggi atau sekedar riak riak untuk menggoyang bahtera kita.

dan semalaman aku menangis sampai mata bengkak, rasanya baru dua kali kami bertengkar seperti ini dalam 7 tahun perjalanan biduk rumah tangga. dan selalu karena cemburu.....bukan cemburu kepada WIL atau PIL, tapi kepada keluarga masing masing.

Tapi dalam setiap keributan yang terjadi, anehnya, suami yang guru agama bisa diam seribu bahasa bila aku sang istri "berkhotbah" di depan dia. hmmm, dia baru sadar kalo istrinya malah menjadi senjata makan tuan. Apa yang dia sarankan kepada suami istri tempo hari, aku keluarkan semua. Hadits juga tidak ketinggalan....mumpung lagi "diatas angin" ku keluarkan semua unek unekku tentang dia dan semua tentang keluarganya yang menurutku terlalu sering merongrong suamiku.

Dan seperti yang lalu, dia diam dan seperti terhenyak dari mimpi siang bolong. Dia minta maaf, dan diulangi lagi minta maaf hari ini.
Tapi gak tau kenapa, hati ini seperti terlalu sakit dan mata ini selalu ingin menangis dan menangis seperti ingin meringankan beban dalam hati ini. Bahkan ketika menulis inipun masih menitikkan airmata. Lidah memang tidak bertulang, aku memang bilang sudah memaafkan dia, tapi kenapa hati ini susah. Padahal, biasanya setiap salah yang dia buat, saat itu hati ini mudah melupakannya, tapi kenapa kali ini susah?

Tidak ada komentar: